PANGKALPINANG – Tumbuh kembang anak menjadi hal yang sangat penting dan harus menjadi perhatian semua pihak, baik pemerintah, keluarga, maupun lingkungan sekitar. Laiknya harta, anak-anak merupakan investasi masa depan bangsa, sehingga dalam perkembangannya harus betul-betul diberikan pembekalan yang positif.
Hal itu disebutkan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman, saat menjadi pembicara dalam Webinar Sosialisasi Satuan Pendidikan Ramah Anak (SSPRA) melalui _Zoom Meeting_, yang diselenggarakan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan Pencatatan Sipil, dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3ACSKB) Babel, Kamis (17/2/2022).
“Anak adalah investasi bangsa, dimana mulai mereka berusia 1 tahun sampai dengan 18 tahun, di situ mereka berproses menjadi dewasa. Bagaimana kita menangani investasi kita ini? Hasil dari sebuah investasi akan diraih beberapa tahun ke depan. Nah, ketika investasi dikelola dengan cara yang keliru, kita tidak mendapat hasil ke depan,” ujarnya.
Sesuai dengan tema pembahasan dalam webinar kali ini yaitu “Cegah Pernikahan Usia Anak dengan Sekolah Ramah Anak”, gubernur membeberkan pentingnya edukasi yang ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Tingginya angka pernikahan di usia anak saat ini, salah satu penyebabnya yaitu rendahnya hak pendidikan yang diterima anak-anak.
“Yang harus menjadi perhatian kita semua adalah, angka perkawinan di usia anak cukup tinggi di Babel. Apa yang menyebabkan ini adalah karena kurangnya edukasi atau pendidikan ke anak kita. Orang tua terlalu mudah mengawinkan anak-anaknya, dan membebaskan pergaulan. Jika tingkat pendidikan baik dan bagus, Insyaallah persentase perkawinan (usia) anak akan rendah,” ujarnya.
Gubernur Erzaldi mengungkapkan, ada empat strategi yang harus dilakukan agar pemerintah dapat mencapai target untuk menekan angka pernikahan di usia muda, sekaligus menjadi patokan pemerintah daerah agar cita-cita menjadikan anak menjadi lebih baik dapat tercapai. Salah satunya dengan Sekolah Ramah Anak (SRA) yang digagas oleh DP3ACSKB Babel. Untuk itu, ia memberikan apresiasi atas program tersebut.
“SRA ini upaya bagaimana memenuhi hak anak. Hak anak ini perlu, karena ketika suatu hak tidak terpenuhi, terlebih itu adalah anak-anak akan berdampak buruk. Mereka harus dididik, dipelihara, dan didorong bagaimana berkehidupan yang layak. Ini harus ada target dan cara-cara sebagai upaya pencegahan anak nikah dini,” katanya.
Strategi pertama yakni memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk mengungkapkan imajinasinya. Untuk itu, dikatakan Gubernur Erzaldi, pihaknya dalam setiap penyelenggaraan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) selalu melibatkan forum anak, sehingga ada ruang untuk menyampaikan apa yang menjadi harapan dari anak-anak untuk tumbuh kembang mereka.
“Strategi kedua ada di keluarga. Keluarga sangat berperan bagi anak, karena ketika mereka merasa _boring_ di rumah, mereka tidak dapat mengembangkan diri. Strategi ketiga adalah satuan pendidikan ramah anak ini. Jangan membuat program-program yang menambah stres anak-anak di sekolah. Usia mereka masa di mana mereka diberi kebebasan interaksi di lingkungan sekolah, dapat menumbuhkembangkan diri sendiri menjadi orang penggembira,” katanya.
Dilanjutkan Gubernur Erzaldi, strategi terakhir dengan memberikan suasana lingkungan yang baik kepada anak-anak. Lingkungan tidak hanya terbatas pada alam, tetapi juga lingkungan sehari-hari termasuk sekolah. Dengan lingkungan yang baik, kreativitas anak-anak tidak terbatas, dan akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Penulis: Rangga
Foto: Iyas Zi
Editor:Imelda